Tembok Timnas Indonesia, Maarten Paes. Di tengah kekalahan dramatis 2-3 Timnas Indonesia dari Arab Saudi di laga pembuka Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026, Rabu malam (8/10/2025) di Jeddah, satu nama bersinar terang: Maarten Paes. Kiper naturalisasi asal Belanda ini jadi tembok terakhir Garuda, catatkan tujuh saves krusial sepanjang 90 menit meski akhirnya kebobolan tiga gol dari comeback ganas Green Falcons. Paes, yang main reguler di MLS bersama FC Dallas, tak segan jungkir balik redam serangan Saleh Al-Shehri dan Firas Al-Buraikan, termasuk diving save empat kali yang bikin fans Garuda bangga. Di usia 27 tahun, ia debut Timnas sejak 2023 dan sudah kumpul 25 caps, jadi pilar pertahanan di era Patrick Kluivert. Meski start buruk bikin Indonesia juru kunci grup, performa Paes kemarin jadi pengingat: Garuda punya kiper kelas dunia yang siap bangkit lawan Irak Jumat nanti. Artikel ini kupas peran Paes sebagai tembok, dari heroiknya di Jeddah hingga kontribusi jangka panjang. BERITA TERKINI
Heroik Saves Paes di Tengah Badai Saudi: Tembok Timnas Indonesia, Maarten Paes
Performa Paes lawan Saudi jadi sorotan utama, di mana ia hadapi 17 tembakan tuan rumah—10 on target—dan selamatkan tujuh, termasuk penalti dingin Al-Buraikan di menit 36 yang nyaris samakan skor awal. Babak pertama, saat Garuda unggul 2-0 lewat penalti Kevin Diks dan Ragnar Oratmangoen, Paes redam sundulan Abdullah Al-Hamdan dari jarak dekat, diving ke kanan yang bikin stadion Jeddah hening sesaat. Statistiknya impresif: Akurasi passing 62 persen dari 32 umpan, termasuk sembilan long ball akurat dari 21 upaya—ia inisiasi counter cepat Marselino Ferdinan yang hampir tambah gol.
Babak kedua, saat Saudi balikkan keadaan jadi 3-2, Paes tak ambruk. Ia blok tembakan Al-Shehri menit 48 dari luar kotak, lalu parry sundulan Al-Buraikan menit 58 yang bisa bikin skor 1-3. Meski kebobolan brace Al-Buraikan dan finis Radif menit 88, Paes catatkan empat diving saves—tertinggi di skuad. Kluivert puji pasca-laga: “Maarten selamatkan kami minimal dua gol; tanpa dia, skor bisa 5-2.” Di MLS musim ini, Paes sudah 12 clean sheet dari 30 laga, dan kemarin ia ulangi naluri itu meski tekanan panas gurun Jeddah. Heroik ini bukti Paes bukan kiper biasa, tapi tembok yang tahan gempa—meski Garuda lengah taktikal, ia jadi satu-satunya yang konsisten sepanjang 90 menit.
Karier Paes: Dari Belanda ke Pilar Garuda: Tembok Timnas Indonesia, Maarten Paes
Maarten Paes lahir di Oss, Belanda, 13 Agustus 1998, tapi darah Indonesia mengalir lewat ibunya asal Manado. Kariernya melejit di Eerste Divisie dengan NEC Nijmegen, di mana ia debut 2019 dengan 15 clean sheet musim pertama. Bergabung FC Dallas 2023 via transfer 1,5 juta euro, ia langsung jadi starter utama MLS, catatkan 78 persen saves rate—tertinggi di timnya. Naturalisasi PSSI 2023 bikin ia pindah ke Timnas Indonesia, debut lawan Argentina di Piala Dunia U-20—meski kalah 0-1, ia selamatkan penalti Lionel Messi yang ikonik.
Sejak itu, Paes kumpul 25 caps, kebobolan rata-rata 1,2 gol per laga tapi 10 clean sheet—termasuk lawan Vietnam 1-0 ronde tiga. Di bawah Shin Tae-yong dulu, ia duet apik dengan Rizky Ridho di belakang; kini Kluivert andalkan ia untuk gaya build-up dari belakang, dengan distribusi bola 75 persen akurat di kualifikasi. Karier klubnya stabil: Musim 2025, 28 laga MLS, 14 clean sheet, dan nominasi All-Star. Paes bilang di wawancara pasca-laga: “Saya bangga jadi tembok Garuda; kekalahan kemarin sakit, tapi kami bangkit.” Transisinya dari Belanda ke Indonesia tunjukkan komitmen—ia tolak panggilan Oranje U-21 demi Garuda, bukti loyalitas yang bikin fans cinta.
Dampak Paes bagi Tim dan Harapan ke Depan
Paes tak hanya selamatkan gol, tapi bangun moral skuad. Di Jeddah, saves-nya beri nafas Garuda saat unggul 2-0, dan meski ambruk babak kedua, ia tetap komando lini belakang—teriak instruksi ke Jay Idzes dan Justin Hubner yang rapuh duel udara. Statistik keseluruhan ronde empat awal: Ia hadapi 25 tembakan, saves 70 persen—tinggi di Asia. Dampaknya besar: Tanpa Paes, Indonesia bisa kebobolan enam gol, dan peluang runner-up Grup B (target 15 poin dari enam laga sisa) makin tipis.
Ke depan, Paes jadi kunci Kluivert adaptasi taktikal. Lawan Irak Jumat di Basra, ia rencanakan drill set-piece defense—Paes unggul blok bola mati, clean sheet 60 persen dari situ. Dengan cedera Calvin Verdonk, Paes harus tambah distribusi ke Ole Romeny di depan, ciptakan counter tajam. Harapannya? Paes bisa ulangi heroik ronde tiga, di mana ia selamatkan penalti Irak dan bantu menang 5-1. Di MLS, kontraknya sampai 2027 beri stabilitas; PSSI rencanakan perpanjang kesepakatan naturalisasi. Paes wakili evolusi Garuda: Kiper diaspora yang bawa standar Eropa ke Asia, siap tembokkan mimpi Piala Dunia 2026.
Kesimpulan
Maarten Paes, tembok Timnas Indonesia, bukti Garuda punya aset emas meski start ronde empat tersandung 2-3 lawan Saudi. Dari tujuh saves heroik di Jeddah hingga karier solid di MLS, ia tak hanya redam gol tapi bangun fondasi skuad Kluivert. Di Grup B ketat, Paes jadi jangkar—saves rate tinggi dan loyalitasnya janji bangkit lawan Irak. Kekalahan kemarin pelajaran, tapi dengan Paes di gawang, Garuda tak rapuh. Bagi fans, ia simbol harapan: Tembok yang tak tergoyahkan, siap lindungi perjalanan ke 2026. Laga Basra nanti ujian baru—Paes siap jungkir balik lagi.