Categories Uncategorized

Masalah Liverpool Itu Berada di Pertahanan yang Kacau

Masalah Liverpool Itu Berada di Pertahanan yang Kacau. Akhir pekan ini, Anfield terasa lebih sepi dari biasanya setelah Liverpool tersingkir dramatis dari Piala Liga Inggris lewat adu penalti lawan tim papan bawah pada 29 Oktober 2025. Kekalahan itu bukan yang pertama—malah jadi puncak dari empat kekalahan beruntun di Premier League, bikin posisi Arne Slot di bangku pelatih goyah. Juara bertahan musim lalu kini terpuruk di peringkat keenam, tertinggal 10 poin dari puncak. Tapi, di balik lini serang yang masih tajam berkat Mohamed Salah dan Darwin Nunez, akar masalahnya jelas: pertahanan yang kacau balau. Dari 14 laga di semua kompetisi, The Reds sudah kebobolan 21 gol, rekor terburuk sejak era pra-Klopp. Long balls lawan yang mudah tembus, set pieces yang bocor, dan rotasi paksa akibat cedera bikin lini belakang seperti pintu terbuka. Apa yang sebenarnya terjadi? Kita kupas langsung, mulai dari angka hingga taktik, tanpa tambahan cerita panjang. INFO CASINO

Statistik Pertahanan yang Mengkhawatirkan: Masalah Liverpool Itu Berada di Pertahanan yang Kacau

Angka tak bohong. Liverpool saat ini jadi tim pertahanan terburuk di enam besar Premier League, kebobolan rata-rata 1,5 gol per laga—naik drastis dari 0,8 musim lalu. Dari 21 gol itu, 12 lahir dari open play, delapan dari set pieces, dan satu dari penalti. Opta catat, The Reds paling sering kebobolan via long balls: 40% serangan lawan berakhir gol atau peluang besar lewat umpan panjang langsung ke kotak penalti. Bandingkan dengan Manchester City yang hanya 15%, ini jadi lubang hitam.

Ibrahima Konate, bek tengah andalan, malah jadi sorotan negatif. Musim ini, ia terlibat langsung di enam gol lawan—tiga via marking gagal di udara, tiga lagi dari kesalahan positioning. Virgil van Dijk, kapten yang dulu tak tergoyahkan, kini rata-rata 1,2 tekel per laga, turun dari 2,1 tahun lalu. Full back Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson juga kena imbas: Alexander-Arnold ciptakan 10 assist dari sayap kanan, tapi lini belakangnya bocor lewat sisi itu, dengan tujuh gol kebobolan dari crossing. Data Tifo Football ungkap, Liverpool cuma menang 45% duel udara di kotak penalti sendiri, peringkat 18 di liga—ironis buat tim yang dulu kuasai aerial battle. Efeknya? Musim ini, mereka kalah tiga kali karena kebobolan dua gol lebih di babak kedua, saat stamina drop. Ini bukan tren buruk sementara; sejak pekan keenam, pertahanan mereka ambruk total, kebobolan 14 gol dari enam laga.

Cedera dan Rotasi yang Memaksa: Masalah Liverpool Itu Berada di Pertahanan yang Kacau

Cedera jadi biang kerok utama. Sejak Agustus, Liverpool kehilangan tiga bek kunci: Konate absen tiga minggu gara-gara hamstring, Joe Gomez cedera lutut yang butuh operasi, dan Jarell Quansah remaja yang dipaksa main reguler malah kewalahan. Van Dijk sendiri sempat pincang dua pekan awal Oktober, bikin Slot rotasi ke bek darurat seperti Wataru Endo yang biasa anchor midfield. Hasilnya? Kohesi hilang. Quansah, meski potensial, cuma punya pengalaman 20 laga senior—ia kalah 70% duel satu lawan satu musim ini, bandingkan dengan Konate yang 55%.

Rotasi Slot juga bikin pusing. Pelatih Belanda itu coba variasi: geser Alexander-Arnold ke gelandang, tarik Robertson ke tengah, bahkan pakai formasi tiga bek sesekali. Tapi, tanpa kedalaman, ini malah tambah kacau. Musim panas lalu, Liverpool rekrut bek baru minim—hanya satu tambahan murah dari pasar bebas—karena batas finansial ketat. Akibatnya, Slot terpaksa mainkan 12 pemain berbeda di posisi belakang sepanjang 14 laga, rekor rotasi tertinggi di liga. Ini mirip masalah Klopp akhir era: kelelahan akumulatif. Data menunjukkan, bek Liverpool main rata-rata 85 menit per laga, tertinggi di Eropa, bikin kesalahan naik 25%. Cedera Konate yang kambuh pekan lalu, pasca-laga Eropa, tambah bukti: tanpa istirahat, lini belakang ambruk seperti kartu domino.

Kelemahan Taktik yang Terlihat Jelas

Arne Slot janji revolusi taktik pas ambil alih Juni lalu, tapi realita beda. Formasi 4-2-4 andalannya, yang fokus possession tinggi (rata-rata 62%), malah undang long balls lawan. Tim seperti Arsenal atau City sukses jebak Liverpool dengan umpan panjang ke depan, karena gelandang seperti Ryan Gravenberch kurang atletis buat sapu bola kedua. Joleon Lescott, eks bek City, bilang di podcast: “Liverpool lemah di throw-ins panjang—mereka cuma pegang bola 45% saat ditekan dari situ.” Benar, lawan manfaatkan ini: 18 peluang dari throw-in musim ini, delapan berujung gol.

Pressing depan juga loyo. Dulu era Klopp, Liverpool counter-press ganas, tapi kini Nunez dan Cody Gakpo kurang intens—mereka menang cuma 40% duel pressing, turun dari 55%. Slot coba adaptasi M2M (man-to-man) lebih awal, tapi ragu: tim sering drop ke mid-block 4-4-2 terlambat, bikin transisi lawan lancar. Analisis Opta: 60% gol kebobolan lahir dari serangan balik, karena over-committing runner seperti Luis Diaz di sayap. Slot akui pasca-kalah dari Hearts 5-1 pekan lalu: “Kami butuh kompak lebih, bukan cuma serang.” Tapi, tanpa perubahan struktural—seperti tambah holding midfielder—taktik ini terus bikin pertahanan kacau. Bandingkan dengan Leverkusen-nya Slot dulu: di sana, pertahanan solid karena kedalaman, bukan di Liverpool yang skuadnya rapuh.

Kesimpulan

Masalah Liverpool memang di pertahanan yang kacau: statistik buruk, cedera berantai, dan taktik yang belum pas jadi resep bencana musim 2025/26. Dari juara gemilang jadi tim yang kebobolan 21 gol di 14 laga, ini alarm merah buat Slot. Tapi, ada harapan: jika Konate pulih, rotasi stabil, dan formasi disesuaikan—mungkin ke 4-3-3 lebih defensif—mereka bisa bangkit. Salah dan Nunez masih bisa bawa gol, asal belakang tak bocor lagi. Pekan depan lawan Manchester United jadi ujian: menang atau tenggelam lebih dalam? Yang pasti, tanpa perbaikan cepat, gelar bertahan cuma mimpi. Anfield butuh keajaiban, dan Slot harusnya yang ciptakan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI….

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

total-gelar-yang-sudah-dipunyai-oleh-lionel-messi

Total Gelar yang Sudah Dipunyai Oleh Lionel Messi

Total Gelar yang Sudah Dipunyai Oleh Lionel Messi. Pada 2 November 2025 ini, saat playoff…

claude-makelele-menjadi-juri-di-miss-universe-2025-thailand

Claude Makelele Menjadi Juri di Miss Universe 2025 Thailand

Claude Makelele Menjadi Juri di Miss Universe 2025 Thailand. Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan…

profil-pacar-baru-vinicius-jr-virginia-fonseca

Profil Pacar Baru Vinicius Jr, Virginia Fonseca

Profil Pacar Baru Vinicius Jr, Virginia Fonseca. Vinicius Junior, winger lincah Real Madrid yang berusia…