Juventus Bangkit Perlahan Usai Musim Penuh Kontroversi. Juventus, raksasa sepak bola Italia, mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada musim 2024/2025 setelah musim sebelumnya yang penuh gejolak akibat kontroversi di luar lapangan. Di bawah asuhan pelatih Thiago Motta, yang menggantikan Massimiliano Allegri, Bianconeri berusaha kembali ke puncak Serie A dengan mengandalkan kombinasi pemain muda seperti Kenan Yıldız dan veteran seperti Dušan Vlahović. Meski finis di posisi ketiga musim lalu, Juventus kini tampil lebih stabil, didukung oleh strategi transfer cerdas dan taktik modern. Artikel ini akan mengulas kunci kebangkitan Juventus, performa musim ini, dampak di Serie A, respons penggemar, dan prospek masa depan.
Kunci Kebangkitan Juventus
Musim 2023/2024 menjadi tantangan berat bagi Juventus, dengan skandal akuntansi yang menyebabkan pengurangan poin dan tekanan besar pada manajemen. Thiago Motta, yang sukses membawa Bologna ke Liga Champions, membawa angin segar dengan formasi 4-2-3-1 yang menekankan penguasaan bola (rata-rata 57%) dan serangan terorganisir. Dušan Vlahović tetap menjadi ujung tombak dengan 18 gol, sementara Kenan Yıldız, talenta muda Turki, menyumbang 10 gol dan 7 assist. Perekrutan seperti Douglas Luiz (€50 juta dari Aston Villa) dan Teun Koopmeiners (€55 juta dari Atalanta) memperkuat lini tengah, yang kini lebih dinamis dengan 88% akurasi umpan. Pertahanan, dipimpin Federico Gatti dan Gleison Bremer, hanya kebobolan 30 gol, menunjukkan soliditas di lini belakang.
Performa di Musim 2024/2025
Juventus finis di posisi kedua Serie A dengan 75 poin, hanya satu poin di belakang Napoli, mencatatkan 22 kemenangan, 9 imbang, dan 7 kekalahan. Mereka mencetak 70 gol, dengan Vlahović dan Yıldız sebagai motor serangan. Kemenangan 2-1 atas Inter Milan di Derby d’Italia dan hasil imbang 1-1 melawan Napoli menjadi sorotan, meski kekalahan dari AS Roma dan Lazio menunjukkan inkonsistensi. Di Liga Champions, Juventus mencapai babak 16 besar, mengalahkan PSV Eindhoven (agregat 3-2), tetapi tersingkir oleh Manchester City. Di Coppa Italia, mereka memenangkan trofi setelah mengalahkan Atalanta 2-0 di final, trofi pertama sejak 2021. Performa ini menandakan langkah awal kebangkitan pasca kontroversi.
Dampak di Serie A
Kebangkitan Juventus mengguncang persaingan Serie A, yang didominasi Napoli dan Inter Milan musim lalu. Gaya bermain atraktif Motta, dengan rata-rata 13 tembakan per laga, memaksa lawan mengadopsi pendekatan lebih defensif. Keberhasilan ini juga meningkatkan pendapatan komersial klub sebesar 10% menjadi €350 juta, didorong oleh popularitas Yıldız dan jersey Vlahović yang laris. Juventus menginspirasi klub seperti Fiorentina untuk fokus pada talenta muda, mengubah dinamika liga. Namun, kontroversi masa lalu masih memicu kritik dari penggemar rival, yang menyebut Juventus “kehilangan identitas tradisional” akibat perubahan manajemen.
Respons Penggemar dan Media: Juventus Bangkit Perlahan Usai Musim Penuh Kontroversi
Penggemar Juventus di Allianz Stadium, dengan kehadiran rata-rata 40.000 per laga, menyambut kebangkitan ini dengan antusias. Media sosial dipenuhi pujian untuk Motta, yang disebut “penerus Conte,” dan Yıldız, yang dianggap sebagai “bintang masa depan.” Media Italia seperti La Gazzetta dello Sport memuji transformasi taktik Juventus, tetapi Corriere dello Sport menyoroti kebutuhan striker pelapis untuk Vlahović. Media internasional seperti The Guardian mencatat Juventus sebagai kandidat gelar Serie A, meski memperingatkan tentang kurangnya pengalaman di laga Eropa. Beberapa penggemar menyuarakan kekhawatiran tentang masa depan Adrien Rabiot, yang kontraknya berakhir pada 2025, tetapi optimisme terhadap skuad muda mendominasi.
Prospek Masa Depan: Juventus Bangkit Perlahan Usai Musim Penuh Kontroversi
Dengan Motta berkomitmen hingga 2028, Juventus memiliki fondasi kuat untuk musim depan. Potensi perekrutan seperti Jonathan David (€40 juta dari Lille) akan memperkuat lini depan, sementara talenta akademi seperti Samuel Mbangula menjanjikan regenerasi. Di Serie A, Juventus diharapkan menargetkan gelar dengan minimal 80 poin, menantang Napoli secara langsung. Di Liga Champions, mereka berpeluang melaju lebih jauh jika mampu mengatasi tim seperti Bayern Munchen. Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi panggung untuk membuktikan ambisi global, dengan laga melawan tim seperti Flamengo. Tantangan utama adalah menjaga kebugaran Vlahović dan membangun chemistry di lini tengah.
Kesimpulan: Juventus Bangkit Perlahan Usai Musim Penuh Kontroversi
Juventus bangkit perlahan di musim 2024/2025 dengan taktik modern Thiago Motta, performa gemilang Dušan Vlahović dan Kenan Yıldız, serta trofi Coppa Italia sebagai bukti kemajuan. Posisi kedua di Serie A dan langkah di Liga Champions menunjukkan potensi besar, meski inkonsistensi dan kontroversi masa lalu tetap menjadi bayangan. Dukungan penggemar dan stabilitas finansial memperkuat posisi klub, dengan fokus pada talenta muda sebagai kunci kebangkitan. Dengan strategi jangka panjang, Juventus berada di jalur untuk mengembalikan kejayaan di Italia dan Eropa, siap menantang gelar pada musim 2025/2026.