Mengapa Neymar Tidak Dipanggil Masuk Timnas Brazil ? Pemanggilan skuad Timnas Brasil untuk laga persahabatan melawan Korea Selatan dan Jepang kembali jadi sorotan, terutama karena absennya Neymar Jr. Bintang Santos ini, pencetak gol terbanyak sepanjang masa Seleção dengan 79 gol dari 128 caps, tak lagi masuk daftar pelatih Carlo Ancelotti. Ini lanjutan dari ketidakhadirannya sejak Oktober 2023, saat ia cedera ACL parah lawan Uruguay. Meski Brasil sudah amankan tiket Piala Dunia 2026 usai kalahkan Paraguay 1-0 Juni lalu, absennya Neymar picu perdebatan: apakah ini soal kondisi fisik, taktik baru, atau transisi generasi? Artikel ini ungkap alasan utama di balik keputusan ini, berdasarkan dinamika timnas saat ini.
Latar Belakang Cedera dan Kembalinya Neymar
Neymar absen dari timnas selama hampir dua tahun setelah robek ligamen anterior cruciate (ACL) dan meniscus lutut kiri saat kualifikasi lawan Uruguay. Cedera itu datang di puncak performanya, di mana ia sudah cetak 18 gol untuk Al-Hilal di Saudi Pro League sebelumnya. Pemulihan panjang—delapan bulan operasi dan rehab—bikin ia melewatkan 12 laga kualifikasi dan seluruh Copa America 2024, di mana Brasil tersingkir di perempat final oleh Argentina.
Pada Januari 2025, Neymar kembali ke klub debutnya, Santos, dengan harapan bangkit. Ia main 20 laga, cetak dua gol di laga pembuka Serie A September lawan Vasco da Gama. Namun, masalah fisik terus datang: cedera hamstring April yang absenkan ia sebulan, dan cedera otot paha Agustus yang bikin Ancelotti skip pemanggilan untuk kualifikasi terakhir lawan Chile dan Bolivia. Neymar bantah cedera jadi alasan utama absen September, klaim ia main 90 menit penuh lawan Fluminense tanpa masalah. Tapi, Ancelotti tegas: “Neymar seperti semua pemain, harus dalam kondisi fisik prima untuk bantu tim di Piala Dunia.”
Alasan Taktis Ancelotti: Fitness dan Pilihan Teknis
Carlo Ancelotti, yang ambil alih timnas Brasil pada Mei 2025 setelah Dorival Júnior, punya visi baru: bangun skuad tangguh untuk Piala Dunia 2026 di Kanada-Meksiko-AS. Ia sebut pemilihan Neymar bukan soal cedera semata, tapi “pilihan teknis” karena 70 pemain kompetitif lain siap. “Semua tahu talenta Neymar, tapi di sepak bola modern, fisik jadi kunci utama,” kata Ancelotti di konferensi pers September. Brasil sudah lolos, jadi fokusnya persiapan laga uji coba seperti Oktober ini lawan Korea Selatan (10 Oktober di Seoul) dan Jepang (14 Oktober di Tokyo), plus November lawan tim Afrika di Eropa.
Ancelotti panggil Vinícius Jr. dan Rodrygo—mantan anak asuhnya di Real Madrid—untuk ambil tanggung jawab lebih besar. Vinícius kembali setelah suspensi, Rodrygo pulih dari masalah kebugaran. Ini sinyal transisi: Neymar, di usia 33, dianggap rawan cedera berulang, sementara generasi baru seperti Endrick (18 tahun, Real Madrid) dan Estêvão (Chelsea) naik daun. Ancelotti tak tutup pintu: “Kalau fit, Neymar tak punya masalah masuk skuad Piala Dunia.” Tapi, absen berkepanjangan bikin ritme permainannya terganggu, dan Ancelotti prioritaskan stabilitas daripada risiko.
Dampak Absennya Neymar ke Timnas dan Karier Pribadi
Absennya Neymar ubah dinamika Seleção. Di bawah Ancelotti, Brasil main solid di kualifikasi, finis pertama Grup CONMEBOL dengan 28 poin dari 14 laga, meski tanpa bintangnya. Vinícius cetak 7 gol kualifikasi, Rodrygo tambah 5 assist, sementara Casemiro kembali atur lini tengah. Ini bukti kedalaman skuad: Brasil punya 10 pemain di top Eropa, termasuk Raphinha dan Paquetá. Tapi, penggemar rindu kreativitas Neymar—dribel lincah dan visi passing yang bantu juara Copa America 2019. Absennya juga picu spekulasi: apakah ini akhir era Neymar di timnas, terutama setelah kontroversi off-field seperti pesta berlebih di masa PSG?
Bagi Neymar, ini tantangan pribadi. Kembali ke Santos bantu ia pulih mental pasca-gagal di Al-Hilal (hanya 5 gol karena cedera), tapi absen timnas bikin ia tekanan. Ia bilang di wawancara pasca-Fluminense: “Saya siap kapan saja, tapi pelatih yang putuskan.” Kariernya masih cerah—kontrak Santos hingga 2026, plus endorsement Nike—tapi ia harus bukti konsistensi di Serie A untuk rebut spot. Dorival Júnior, pendahulunya Ancelotti, pernah panggil Neymar Maret 2025 untuk lawan Colombia dan Argentina, tapi cedera paha tunda itu. Kini, dengan Piala Dunia setahun lagi, Neymar butuh laga reguler untuk bangun kepercayaan.
Kesimpulan
Absennya Neymar dari timnas Brasil di Oktober 2025 bukan akhir karir internasionalnya, tapi cerminan prioritas Ancelotti: fitness prima dan transisi generasi untuk Piala Dunia 2026. Cedera berulang sejak 2023, ditambah pilihan teknis, jadi alasan utama, meski Neymar klaim siap tempur. Brasil tetap kuat tanpa ia, tapi talenta uniknya sulit diganti. Bagi Neymar, ini momen introspeksi: fokus pulih total di Santos untuk rebut tiket Seleção. Di sepak bola, di mana usia dan fisik tak kenal ampun, ia punya kesempatan terakhir jadi pahlawan Piala Dunia. Penggemar tunggu comeback-nya—karena Seleção tanpa Neymar seperti samba tanpa irama.