Alasan Fabregas Menolak Tawaran Inter Milan. Dunia sepak bola sedang dipanaskan karena adanya bursa transfer sepak bola yang sangat seru di musim panas 2025. Cesc Fabregas, Pemain yang dulunya merupakan seorang gelandang jenius, dilaporkan menolak tawaran menggiurkan dari Inter Milan untuk menjadi bagian dari staf kepelatihan mereka. Sebagai pelatih kepala Como 1907 yang baru promosi ke Serie A, Fabregas lebih memilih untuk berada di proyek kecil di tim Italia. Keputusan ini bikin banyak orang penasaran: apa yang membuat Fabregas menolak klub sebesar Inter? Artikel ini akan mengulas profil Fabregas, pencapaiannya sebagai pemain dan pelatih, serta alasan di balik keputusannya menolak tawaran dari Nerazzurri. BERITA LAINNYA
Siapa Itu Fabregas?
Cesc Fabregas, lahir di Spanyol, lebih tepatnya di Arenys de Mar, pada tanggal 4 Mei 1987, dia merupakan salah satu gelandang jenius di generasinya. Memulai karier awalnya di akademi La Masia milik Barcelona, ia pindah ke klub Arsenal pada usia 16 tahun dan langsung jadi pemain yang sangat hebat dan memanas. Dikenal karena visi permainan, umpan akurat, dan kemampuan mengatur tempo, Fabregas jadi kapten termuda Arsenal pada tahun 2008. Setelah kembali ke Barcelona pada 2011, ia memenangkan berbagai trofi sebelum bergabung dengan Chelsea pada 2014. Di level internasional, Fabregas ikut membawa Spanyol juara Piala Dunia 2010 dan Euro 2008 serta 2012.
Setelah ia pensiun di tahun 2023, Fabregas beralih ke dunia kepelatihan. Ia mulai sebagai asisten pelatih di Como sebelum dipercaya sebagai pelatih kepala pada 2024. Di musim debutnya, ia sukses membawa Como promosi ke Serie A, menjadikannya salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa.
Pencapaian yang Dimiliki Fabregas
Sebagai pemain, Fabregas mempunyai koleksi trofi yang bikin iri banyak pemain. Bersama dengan klub Arsenal, ia memenangkan Piala FA 2005. Di Barcelona, ia meraih La Liga 2012/13, Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub. Pindah ke Chelsea, ia menambah dua gelar Premier League, satu Piala FA, dan satu Piala Liga. Total, ia mengumpulkan 15 trofi besar selama kariernya, plus 111 assist di Premier League, rekor tertinggi untuk gelandang. Di level internasional, Fabregas juga tampil 110 kali untuk Spanyol, menyumbang 15 gol dan assist krusial, termasuk umpan untuk gol kemenangan Andres Iniesta di final Piala Dunia 2010.
Sebagai pelatih yang hebat, Fabregas langsung menunjukkan bakatnya. Di Como, ia berhasil membawa klub yang sebelumnya terpuruk di Serie B naik ke Serie A pada musim 2023/24. Dengan gaya bermain menyerang yang terinspirasi dari Arsenal era Arsene Wenger, Fabregas membuat Como jadi kejutan di Italia, mengalahkan tim-tim kuat seperti Parma dan Sampdoria di musim promosi.
Alasannya dalam Menolak Inter Milan: Alasan Fabregas Menolak Tawaran Inter Milan
Inter Milan yang kini sedang mencari pelatih pendaming untuk Simone Inzaghi, melihat Fabregas sebagai kandidat ideal karena pengalamannya sebagai pemain top dan kesuksesannya di Como. Tawaran dari Inter ini memiliki gaji yang sangat besar dengan kesempatan untuk melatih tim yang bisa bersaing di Champions League. Namun, Fabregas menolak dengan alasan ingin fokus membangun proyek jangka panjang di Como. Ia merasa tanggung jawabnya sebagai pelatih kepala belum selesai, apalagi setelah berhasil membawa Como kembali ke Serie A setelah 21 tahun.
Selain itu, Fabregas ingin membuktikan dirinya bisa menjadi kepala pelatih yang hebat, bukan hanya sebagai pendamping. Ia melihat Como sebagai tempat ideal untuk mengasah filosofinya, yang mengutamakan sepak bola menyerang dan pengembangan pemain muda. Rumor lain menyebutkan bahwa Fabregas juga mempertimbangkan keluarganya, yang sudah nyaman menetap di Como. Menolak Inter, klub dengan tekanan besar, juga menunjukkan ambisinya untuk membangun karier kepelatihan secara bertahap.
Kesimpulan: Alasan Fabregas Menolak Tawaran Inter Milan
Keputusan yang dibuat oleh Fabregas ini menegaskan bahwa dirinya memiliki visi dan misi yang sangat jelas. Dari gelandang jenius yang memenangkan trofi di Arsenal, Barcelona, dan Chelsea, hingga pelatih muda yang sukses membawa Como ke Serie A dari Serue B, Fabregas terus menunjukkan dedikasi. Menolak Inter demi proyek di Como bukan cuma soal loyalitas, tapi juga ambisi untuk membuktikan diri sebagai pelatih kepala. Dengan usia yang masih 38 tahun, Fabregas punya waktu panjang untuk membangun warisan baru di dunia kepelatihan. Dunia sepak bola kini menanti langkah berikutnya dari mantan maestro lini tengah ini, apakah Como akan jadi batu loncatan menuju klub besar di masa depan.