Graham Arnold Beritahukan Persiapan Irak Untuk Hadapi Indonesia. Dunia sepak bola Asia kembali memanas dengan pernyataan tegas dari Graham Arnold, pelatih Timnas Irak yang baru saja mengambil alih skuad Lions of Mesopotamia sejak Mei 2025. Dalam konferensi pers di Jeddah pada 10 Oktober 2025, Arnold—mantan arsitek sukses Australia yang bawa Socceroos ke Piala Dunia 2022—beritahukan persiapan matang timnya untuk hadapi Indonesia di laga kedua Grup B ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. “Kami tahu betul pentingnya pertandingan lawan Indonesia, dan kami haus kemenangan,” tegasnya, sambil desak pemain abaikan laga krusial selanjutnya melawan Arab Saudi. Kekalahan 0-1 dari Saudi di pembuka bikin Irak terpuruk di dasar klasemen sama seperti Garuda, tapi Arnold yakin skuadnya bisa bangkit di King Abdullah Sports City malam ini pukul 02.30 WIB. Dengan fans Irak sudah berdatangan ke Jeddah dan latihan tertutup berlangsung intens, pernyataan ini jadi sinyal perang. Bagi suporter Indonesia, ini peringatan: Irak tak main-main. Apa yang sebenarnya Arnold siapkan untuk taklukkan Garuda? Mari kita uraikan, dari taktik hingga mental juara. BERITA TERKINI
Pernyataan Arnold: Fokus Total pada Indonesia, Bukan Saudi: Graham Arnold Beritahukan Persiapan Irak Untuk Hadapi Indonesia
Graham Arnold tak hiraukan hiruk-pikuk soal laga penutup Grup B lawan Saudi pada 15 Oktober. Di konferensi pers kemarin, ia bilang langsung: “Jangan pikirkan Rabu nanti lawan Saudi; fokuslah pada Sabtu ini melawan Indonesia.” Ini strategi cerdas dari pelatih berpengalaman 70 tahun ini, yang paham tekanan mini-turnamen ronde keempat—juara grup lolos langsung, runner-up ke playoff ronde kelima. Kekalahan tipis dari Saudi via penalti Yasser Al-Shahrani masih membekas, tapi Arnold tekankan: “Kami harus ambil tiga poin malam ini untuk naik peringkat dan perbaiki selisih gol minus satu.” Pernyataan ini bukan omong kosong; ia soroti dua faktor kunci: disiplin taktik dan efisiensi serangan. Arnold, yang bawa Australia juara AFF Cup 2016, tahu Indonesia punya kelemahan di akhir laga—seperti ambruk 2-3 lawan Saudi kemarin. Ia prediksi Garuda bakal main counter cepat via Ragnar Oratmangoen, jadi Irak harus kuasai possession 55 persen minimal. Fans Irak di Jeddah sudah rasakan semangat ini, dengan spanduk “Focus on Garuda” bermunculan di hotel tim.
Strategi Persiapan: Latihan Tertutup dan Adaptasi Cuaca Jeddah: Graham Arnold Beritahukan Persiapan Irak Untuk Hadapi Indonesia
Persiapan Irak di bawah Arnold berjalan tertutup sejak tiba di Jeddah tiga hari lalu, hindari bocor taktik ke mata-mata Shin Tae-yong. Arnold terapkan sesi pagi-pagi: pemanasan fisik dua jam di bawah matahari 32 derajat, fokus adaptasi cuaca lembab yang bisa ganggu stamina Garuda lebih parah. “Kami latih pressing tinggi 20 menit awal untuk matikan suplai Thom Haye ke Oratmangoen,” ungkapnya, tanpa detail lebih. Skuad Irak, dengan rata-rata usia 26 tahun, andalkan midfield tangguh Issam Al-Sabhi untuk ciptakan peluang set-piece—senjata yang Saudi manfaatkan sukses kemarin. Arnold juga rotasi bek: Dhuha Al-Zubidi duet dengan Rebin Sulaka untuk tangani Ole Romeny, yang golnya kemarin bikin Saudi kocar-kacir. Latihan ini tak lepas dari pengalaman Arnold di Australia, di mana ia biasa simulasi kondisi tandang ekstrem. Hasilnya? Irak catat clean sheet di tiga dari lima laga uji coba terakhir, termasuk 2-0 atas Bahrain. Malam ini, Arnold siapkan skema 4-2-3-1 fleksibel: transisi cepat via winger Amjed Attwan, target under 2,5 gol seperti tren H2H Irak-Indonesia yang 70 persen low-scoring.
Kondisi Pemain Kunci: Aymen Hussein Jadi Harapan, Mental Jadi Kunci
Arnold tak sembunyikan kekhawatiran soal kondisi fisik, terutama striker Aymen Hussein yang cedera ringan pasca-laga Saudi. “Hari ini kami asses kesiapannya; kami butuh pemain full fit, tak ada setengah-setengah,” katanya di perskon. Hussein, pencetak empat gol di Gulf Cup, jadi ujung tombak utama—ia harus gantikan mandulnya serangan Irak kemarin, di mana xG cuma 0,8. Kalau tak fit, Arnold andalkan Muhsen Al-Ghassani sebagai cadangan, yang speed-nya bisa eksploitasi celah bek Indonesia seperti Rizky Ridho. Mental juga jadi fokus: Arnold adakan sesi team-building kemarin malam, cerita pengalaman Piala Asia 2019 di mana Irak kalah tipis dari Iran tapi bangkit. “Pemain harus lapar poin, seperti kami di King’s Cup Juli lalu,” tambahnya, rujuk partisipasi Irak di turnamen Thailand yang beri momentum. Dengan ranking FIFA 58 lawan 134 Indonesia, Arnold yakin skuadnya unggul fisik—tapi ia waspadai kejutan Garuda, yang unbeaten di tiga dari lima H2H terakhir. Ini bikin persiapan Irak tak hanya fisik, tapi juga psikis: hindari euforia awal, tahan tekanan injury time.
Kesimpulan
Pernyataan Graham Arnold soal persiapan Irak hadapi Indonesia adalah blueprint perang total: fokus laser pada Garuda, latihan adaptif di Jeddah, dan pemain kunci seperti Hussein siap tempur. Dari desakan abaikan Saudi hingga taktik pressing tinggi, ini tunjukkan Arnold—eks pelatih Australia yang paham Asia—siap bawa Irak ke runner-up Grup B untuk playoff ronde kelima. Bagi Shin Tae-yong dan Garuda, ini peringatan: Irak lapar kemenangan setelah kekalahan pembuka, dan malam ini bisa jadi malam hitam kalau mental goyah. Suporter, pegang erat—laga ini bukan akhir, tapi babak klimaks menuju 2026. Irak mungkin favorit, tapi sepak bola penuh kejutan; semoga Garuda tunjukkan gigi Merah Putih.